Monday, October 7, 2024

IKN di Mata Calon Gubernur Kaltim

 

caL
Calon Gubernur

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi isu yang sangat krusial dalam Pilkada Kaltim 2024. Bagi calon gubernur, IKN bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga mencakup persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang lebih dalam. Cara mengelola potensi serta tantangan yang ditimbulkan oleh proyek IKN antara lain yaitu komunitas adat, gagasan ekonomi, dan kehadiran kepala daerah.

1. Komunitas Adat: Perjuangan Hak atas Tanah dan Keadilan Sosial

Komunitas adat di Kaltim, khususnya di sekitar kawasan yang akan menjadi IKN, merasa terabaikan dan tidak dilibatkan dalam proses perencanaan dan pembangunan ini. Banyak di antara mereka yang merasa hak atas tanah dan sumber daya alam mereka terancam. Sejarah panjang perjuangan mereka untuk mendapatkan hak atas tanah sering kali diabaikan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang mengutamakan keuntungan ekonomi dan kepentingan politik.

Sebagai calon gubernur, penting untuk memastikan bahwa komunitas adat tidak hanya sekadar menjadi penonton dalam proyek besar ini, tetapi dapat turut serta dalam proses pembangunan. Program-program yang mengedepankan keadilan sosial, pengakuan terhadap hak-hak tanah adat, dan pemberdayaan ekonomi komunitas lokal harus menjadi prioritas. Ini bukan hanya soal memberi hak kepada mereka, tetapi juga memastikan bahwa mereka dapat merasakan manfaat langsung dari hadirnya IKN.

2. Gagasan Ekonomi: Memanfaatkan Peluang untuk Kesejahteraan Rakyat

Pembangunan IKN di Kaltim membawa serta peluang ekonomi yang besar. Infrastruktur yang berkembang, sektor bisnis yang tumbuh, serta peluang pekerjaan yang muncul bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana calon gubernur bisa memastikan bahwa pembangunan IKN ini membawa dampak positif bagi kesejahteraan rakyat Kaltim, bukan hanya untuk pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan besar.

Calon gubernur harus punya visi ekonomi yang jelas, misalnya dengan mempersiapkan program pelatihan dan pemberdayaan keterampilan untuk masyarakat lokal agar mereka bisa terlibat dalam pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor ekonomi baru. Selain itu, sektor-sektor yang menjadi unggulan Kaltim, seperti pertambangan, perkebunan, dan pariwisata, harus bisa diintegrasikan dalam strategi ekonomi yang lebih luas yang sejalan dengan hadirnya IKN.

3. Kehadiran Kepala Daerah: Membangun Harmoni dengan Pemerintah Pusat

Keputusan untuk memindahkan ibu kota negara ke Kaltim tidak lepas dari peran aktif pemerintah pusat, yang tentunya mempengaruhi hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Absennya 35 kepala daerah dalam pengarahan Presiden Jokowi terkait IKN menandakan adanya ketidakharmonisan atau kurangnya komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.

Sebagai calon gubernur, sangat penting untuk membangun hubungan yang harmonis dengan pemerintah pusat, terutama dalam konteks koordinasi terkait pembangunan IKN. Kaltim harus menjadi prioritas dalam hal pendanaan, kebijakan yang mendukung, serta program-program yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kepala daerah yang mampu menjadi mediator antara rakyat dan pemerintah pusat akan lebih mudah memperoleh manfaat maksimal dari pembangunan IKN.

IKN bukan hanya soal memindahkan ibu kota; ini adalah soal bagaimana calon gubernur bisa menjawab tantangan besar yang dihadirkan oleh proyek tersebut. Tantangan terhadap komunitas adat, kebutuhan untuk menciptakan gagasan ekonomi yang mendorong kesejahteraan rakyat, serta pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat adalah tiga aspek yang harus diperhatikan. Calon gubernur yang berhasil menangani isu-isu ini dengan baik akan memiliki peluang besar untuk membawa Kaltim menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

Pilkada Kaltim 2024 menjadi ajang penting untuk menilai calon gubernur yang mampu mengelola tantangan sekaligus memanfaatkan peluang besar dari pembangunan IKN demi kesejahteraan rakyat Kaltim.

0 comments:

Post a Comment