Ibu Kota Negara |
Samarinda, 30 Juni 2019
Kepada Yth.
Bapak H. Ir. Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Yang kami Hormati dan kami Cintai,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan Hormat,
Perkenalkan saya, Apriadi Djamhurie Gani, orang kampung Pasar Pagi, Samarinda. Ulun penduduk dan suku Asli Kutai, Kerajaan Pertama di Indonesia, Kalimantan Timur.
Kaltim telah banyak berkorban, sudah lebih dari 80 tahun berkorban untuk indonesia dan saudara-saudara kami di seluruh Indonesia, dimulai dengan sumbangsih kami di Kaltim dalam bentuk Minyak Bumi dan Gas. Jika saja dihitung dihitung sejak tahun 1988 saja, Minyak dan Gas Kaltim menyumbang Rp. 500-600 Triliun per tahun meski menurun saat ini menjadi Rp 300 triliun per tahun,. Padahal Kaltim sudah menyumbang untuk Indonesia, sejak Indonesia merdeka 1945. Pemerintah VOC Belanda saja saat itu menghadiahkan sebuah istana yang hampir sama dengan istana Negara, bahkan lebih besar, sebuah Istana untuk Kerajaan Kutai, yg saat ini menjadi Museum Mulawarman di Tenggarong. Karena wilayah Kerajaan Kutai memang menjadi penyumbang terbesar untuk pemerintah Belanda.
Sejak 50 tahun lalu, Kaltim dengan kekayaan hutan nya seluas kurang lebih 12.5 juta hektar terus berkorban untuk seluruh Indonesia, sehingga hutan kami saat ini tersisa sedikit saja, kurang dari 5.89 Juta hektar tahun 2016 (Forest Watch Indonesia) dengan laju kehilangan hutan di Indonesia seluas 3 kali lapangan bola setiap menitnya dan terbesar di kaltim ...., itupun hingga sekarang Kaltim masih menyumbang untuk paru paru dunia. Hutan kami telah habis, .....emas pun mulai di bongkar di bumi Kaltim, syukurlah, Allah masih sayang dengan kami persengkokolan menjual Kaltim ketahuan melaui kasus Bre-X,...sehingga emas kami tetap aman tersimpan rapat, meski sudah sebagian diangkut....dan saat ini emas hitam kami telah dikeruk terus menerus lewat di depan pasang mata kami, tanpa kami merasakan dampak yang sangat nyata, sementara telah 35 orang anak anak anak kami tewas di lubang tambang yang menganga ibarat buaya lapar yang siap menerkam anak anak kami yang ingin bermain di luar supaya tidak terpapar dengan HP terus menerus. Dan dahsyatnya, sekarang Kaltim terus menambah sumbangaannya dengan emas hijau...Kelapa Sawit menyumbang 7% (1.1 juta hektar) dari total luas kelapasawit Indonesia (14.31 Juta hektar).
Jika saja, Kaltim ini sebuah negara merdeka, maka Kaltim adalah negara terkaya di dunia. Ini nyata pak Presiden. Arab Saudi hanya dengan minyak saja, lering kerontang berbatu padas, bisa menjadi negara terkaya. Brunei Darusalam dengan minyak saja, juga menjadi negara sangat kaya. Kaltim, ada semuanya Pak Presiden. Surga Dunia. Semua ada Minyak. Gas. Hutan dan Kayu. Batu bara dan Emas. Bahan Nuklir. Kata orang kota, namanya Uranium. Masih ada gunung kapur utk semen. Orang Utan. Pesut satu dari 2 spesies langka di dunia. Anggrek hitam ada di belakang rumah saya. Entah apa lagi ada di dalamnya. Kami tentu sangat bersyukur. Sangat.
Tapi selama ini kami hanya menjadi penonton yang sangat baik. Berpangku tangan. Jadi anak yang baik. Dan manis sekali. Selama 80 tahun kami anteng. Nda ribut ribut.
Yang kaya adalah orang orang jakarta. Kami penduduk lokal hanya meneguk liur harta kami diperjual belikan dan diambil di depan mata kami.
Apa yang kami dapat Pak Presiden? Sumbangan 500-600 Triliun kami hanya diberikan belas kasihan maksimal 20 Triliun per tahun. Kurang dari 4%. Itupun masih dengan cara mengemis. Papua dan Aceh dikembalikan 70%. Tahukah pakPresiden, bahwa Jalan Balikpapan-Samarinda itu adalah jalan yang terbaik di Kaltim. Itupun hanya jalan kelas II. Kalah dengan jalan di desa desadi Pulau jawa dan Sulawesi. Ada 232 lubang eks tambang yang masih menganga dan bahkan Ibukota Samarinda, 71% dikelilingi oleh tambang. Dan lubang lubang tambang tersebut telah menelan 35 korban anak anak kami. Kami terbiasa sakit pinggang karena jalan jalan di Kota kami banyak rusak parah. Tiap tahun memakan korban menghindari jalan rusak itu, pak. Baru saja kejadian 1 lagi meninggal saat Ulun menulis surat ini.Beluma ada 1 pun orang kaltim yang menjadi menteri di Kabinet. Hingga 74 tahun Indonesia Merdeka. Pilu hati kami Pak Presiden...
Kepada Yth.
Bapak H. Ir. Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
Yang kami Hormati dan kami Cintai,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan Hormat,
Perkenalkan saya, Apriadi Djamhurie Gani, orang kampung Pasar Pagi, Samarinda. Ulun penduduk dan suku Asli Kutai, Kerajaan Pertama di Indonesia, Kalimantan Timur.
Kaltim telah banyak berkorban, sudah lebih dari 80 tahun berkorban untuk indonesia dan saudara-saudara kami di seluruh Indonesia, dimulai dengan sumbangsih kami di Kaltim dalam bentuk Minyak Bumi dan Gas. Jika saja dihitung dihitung sejak tahun 1988 saja, Minyak dan Gas Kaltim menyumbang Rp. 500-600 Triliun per tahun meski menurun saat ini menjadi Rp 300 triliun per tahun,. Padahal Kaltim sudah menyumbang untuk Indonesia, sejak Indonesia merdeka 1945. Pemerintah VOC Belanda saja saat itu menghadiahkan sebuah istana yang hampir sama dengan istana Negara, bahkan lebih besar, sebuah Istana untuk Kerajaan Kutai, yg saat ini menjadi Museum Mulawarman di Tenggarong. Karena wilayah Kerajaan Kutai memang menjadi penyumbang terbesar untuk pemerintah Belanda.
Sejak 50 tahun lalu, Kaltim dengan kekayaan hutan nya seluas kurang lebih 12.5 juta hektar terus berkorban untuk seluruh Indonesia, sehingga hutan kami saat ini tersisa sedikit saja, kurang dari 5.89 Juta hektar tahun 2016 (Forest Watch Indonesia) dengan laju kehilangan hutan di Indonesia seluas 3 kali lapangan bola setiap menitnya dan terbesar di kaltim ...., itupun hingga sekarang Kaltim masih menyumbang untuk paru paru dunia. Hutan kami telah habis, .....emas pun mulai di bongkar di bumi Kaltim, syukurlah, Allah masih sayang dengan kami persengkokolan menjual Kaltim ketahuan melaui kasus Bre-X,...sehingga emas kami tetap aman tersimpan rapat, meski sudah sebagian diangkut....dan saat ini emas hitam kami telah dikeruk terus menerus lewat di depan pasang mata kami, tanpa kami merasakan dampak yang sangat nyata, sementara telah 35 orang anak anak anak kami tewas di lubang tambang yang menganga ibarat buaya lapar yang siap menerkam anak anak kami yang ingin bermain di luar supaya tidak terpapar dengan HP terus menerus. Dan dahsyatnya, sekarang Kaltim terus menambah sumbangaannya dengan emas hijau...Kelapa Sawit menyumbang 7% (1.1 juta hektar) dari total luas kelapasawit Indonesia (14.31 Juta hektar).
Jika saja, Kaltim ini sebuah negara merdeka, maka Kaltim adalah negara terkaya di dunia. Ini nyata pak Presiden. Arab Saudi hanya dengan minyak saja, lering kerontang berbatu padas, bisa menjadi negara terkaya. Brunei Darusalam dengan minyak saja, juga menjadi negara sangat kaya. Kaltim, ada semuanya Pak Presiden. Surga Dunia. Semua ada Minyak. Gas. Hutan dan Kayu. Batu bara dan Emas. Bahan Nuklir. Kata orang kota, namanya Uranium. Masih ada gunung kapur utk semen. Orang Utan. Pesut satu dari 2 spesies langka di dunia. Anggrek hitam ada di belakang rumah saya. Entah apa lagi ada di dalamnya. Kami tentu sangat bersyukur. Sangat.
Tapi selama ini kami hanya menjadi penonton yang sangat baik. Berpangku tangan. Jadi anak yang baik. Dan manis sekali. Selama 80 tahun kami anteng. Nda ribut ribut.
Yang kaya adalah orang orang jakarta. Kami penduduk lokal hanya meneguk liur harta kami diperjual belikan dan diambil di depan mata kami.
Apa yang kami dapat Pak Presiden? Sumbangan 500-600 Triliun kami hanya diberikan belas kasihan maksimal 20 Triliun per tahun. Kurang dari 4%. Itupun masih dengan cara mengemis. Papua dan Aceh dikembalikan 70%. Tahukah pakPresiden, bahwa Jalan Balikpapan-Samarinda itu adalah jalan yang terbaik di Kaltim. Itupun hanya jalan kelas II. Kalah dengan jalan di desa desadi Pulau jawa dan Sulawesi. Ada 232 lubang eks tambang yang masih menganga dan bahkan Ibukota Samarinda, 71% dikelilingi oleh tambang. Dan lubang lubang tambang tersebut telah menelan 35 korban anak anak kami. Kami terbiasa sakit pinggang karena jalan jalan di Kota kami banyak rusak parah. Tiap tahun memakan korban menghindari jalan rusak itu, pak. Baru saja kejadian 1 lagi meninggal saat Ulun menulis surat ini.Beluma ada 1 pun orang kaltim yang menjadi menteri di Kabinet. Hingga 74 tahun Indonesia Merdeka. Pilu hati kami Pak Presiden...
Daerah kaya SDA ini, 82,3% desanya ( 518 desa) masuk kategori desa tertinggal dan sangat tertinggal. Jalan desanya hanya jalan2 tanah. Listrik PLN belum masuk. Ulun sudah menfunjungi 27 provinsi di Indonesia, melihat kondisi penyumbang terbesar devisa negara ini, menyesak dada ulun pak ai. Bukan saya saja, tetapi pejabat dan orang yang tahu tentang Kaltim pun mengatakan demikian. Jalan jalan di Jawa, Sulwesi, Sumatera, Bali sampai ke desa-desa beraspal licin. Padahal, kondisi itu di provinsi miskin.
_____________
......Surat ini baru bagian pendahuluan surat yang saya buat. DAN TERHENTI.
Intinya , saya ingin meminta kepada Bapak Presiden agar Kaltim dipilih sebagai lokasi Ibu Kota Negara.
Belum sempat surat ini saya selesaikan. Karena terhalang saya harus ibadah ke tanah suci.
Sepanjang perjalanan Ibadah, mulai dari Makkah, Mina, Arafah, Makkah, Madinah, di setiap sholat saya, di setiap doa saya, selalu terselip doa agar Kaltimku, dipilih oleh Bapak Presiden sebagai lokasi Ibu Kota Negara. Allah Maha Tahu. Maha Pemurah. Kaltim bapak umumkan sebagai lokasi Ibu kota Negara 23 Agustus 2019 saat saya di Madinah. Saya bersyukur. Begitu juga kami semua warga Kaltim. Membayangkan, bahwa daerah kami akhirnya akan memiliki jalan jalan mulus. Listrik tidak byar pet lagi. Bahasa Banjar Ulun dan Ikam serta Bahasa Kutai Awak Etam menjadi Bahasa Gaul. Meskipun nanti saya belum sempat merasakannya. Tapi nanti, untuk anak anak dan cucu cucu kami.
Saat Bapak mengumumkan itu,saya masih di tanah suci. Jadi saya, tidak mengikuti orang orang yang sok tahu dan maha tahu & lebih tahu dari YANG MAHA TAHU, bersama sama orang rakus yg takut kehilangan kuasa, pamor dan hartanya, RIBUT RIBUT di Jakarta memberikan analisa sok tahu dari YANG MAHA TAHU bahwa memindahkan ibu kota negara adalah TIDAK TEPAT. Mulut mereka busuk ya pak karena keluar dari orang yg busuk hati. Tidak mengerti penderitaan kami yg diberi anugrah ALLAH tapi diambil orang orang yang serakah. Di saat kami hanya ingin meminta jatah kami 1 tahun saja, mereka seperti kehilangan semua hartanya.
Sepulang di kampung, mendengar ribut ribut itu, KESABARAN yg saya latih sejak puasa hingga ibadah haji, akhirnya saya KELUARKAN juga dalam bentuk KEMARAHAN. Nabi saja PERLU MARAH untuk menyampaikan hal yang baik...Saya boleh kan marah sekali ini saja.
Kira Kira begini pak Narasi Marah gaya orang kampung Pasar Pagi Samarinda:
HAI, YG RIBUT DI JAKARTA....
KALTIM HANYA BUTUH 1 TAHUN UTK BANGUN IBUKOTA NEGARA !
NDA PERLU NGUTANG CUUIII,
JANGAN BAGAYA LAH IKAM!
Neraca Perdagangan Kaltim per tahun saja sdh mencapai 350 Triliun ....dibandingkan dgn biaya IKN 466 Triliun....dari 1 sisi ini saja...posisi Kaltim sudah pas....kenapa mereka permasalahkan lagi...Nda Cukup kah atau ribut2 supaya diangkat Jadi Menteri Penerangan?
80 tahun Kaltim diperas habis habisan...mulai kayu. Habis.
_____________
......Surat ini baru bagian pendahuluan surat yang saya buat. DAN TERHENTI.
Intinya , saya ingin meminta kepada Bapak Presiden agar Kaltim dipilih sebagai lokasi Ibu Kota Negara.
Belum sempat surat ini saya selesaikan. Karena terhalang saya harus ibadah ke tanah suci.
Sepanjang perjalanan Ibadah, mulai dari Makkah, Mina, Arafah, Makkah, Madinah, di setiap sholat saya, di setiap doa saya, selalu terselip doa agar Kaltimku, dipilih oleh Bapak Presiden sebagai lokasi Ibu Kota Negara. Allah Maha Tahu. Maha Pemurah. Kaltim bapak umumkan sebagai lokasi Ibu kota Negara 23 Agustus 2019 saat saya di Madinah. Saya bersyukur. Begitu juga kami semua warga Kaltim. Membayangkan, bahwa daerah kami akhirnya akan memiliki jalan jalan mulus. Listrik tidak byar pet lagi. Bahasa Banjar Ulun dan Ikam serta Bahasa Kutai Awak Etam menjadi Bahasa Gaul. Meskipun nanti saya belum sempat merasakannya. Tapi nanti, untuk anak anak dan cucu cucu kami.
Saat Bapak mengumumkan itu,saya masih di tanah suci. Jadi saya, tidak mengikuti orang orang yang sok tahu dan maha tahu & lebih tahu dari YANG MAHA TAHU, bersama sama orang rakus yg takut kehilangan kuasa, pamor dan hartanya, RIBUT RIBUT di Jakarta memberikan analisa sok tahu dari YANG MAHA TAHU bahwa memindahkan ibu kota negara adalah TIDAK TEPAT. Mulut mereka busuk ya pak karena keluar dari orang yg busuk hati. Tidak mengerti penderitaan kami yg diberi anugrah ALLAH tapi diambil orang orang yang serakah. Di saat kami hanya ingin meminta jatah kami 1 tahun saja, mereka seperti kehilangan semua hartanya.
Sepulang di kampung, mendengar ribut ribut itu, KESABARAN yg saya latih sejak puasa hingga ibadah haji, akhirnya saya KELUARKAN juga dalam bentuk KEMARAHAN. Nabi saja PERLU MARAH untuk menyampaikan hal yang baik...Saya boleh kan marah sekali ini saja.
Kira Kira begini pak Narasi Marah gaya orang kampung Pasar Pagi Samarinda:
HAI, YG RIBUT DI JAKARTA....
KALTIM HANYA BUTUH 1 TAHUN UTK BANGUN IBUKOTA NEGARA !
NDA PERLU NGUTANG CUUIII,
JANGAN BAGAYA LAH IKAM!
Neraca Perdagangan Kaltim per tahun saja sdh mencapai 350 Triliun ....dibandingkan dgn biaya IKN 466 Triliun....dari 1 sisi ini saja...posisi Kaltim sudah pas....kenapa mereka permasalahkan lagi...Nda Cukup kah atau ribut2 supaya diangkat Jadi Menteri Penerangan?
80 tahun Kaltim diperas habis habisan...mulai kayu. Habis.
Minyak dan gas. Hampir habis. Batu bara. Hampir habis. Emas. Habis.
Setiap tahun Kaltim menyumbang antara 300 T-600T riliun. Nah 466 T sesungguhnya hanya 1.5 tahun kontribusi Kaltim. Lagipula dana itu hanya 20 T diambil dr APBN, selebihnya bukan. Kok ribut?
Kaltim diperas 300 - 500 Triliun per tahun selama 80 tahun aja nda ribut ribut amat?
Saya orang kampung ya pak, Apakah boleh kami STOP aja kontribusi Kaltim. 1 tahun aja untuk bangun IKN? Cuma 1 tahun aja kok! Pak. Nda usah yang 79 tahun kami berikan utk Indonesia dibayar. Kami sudah ikhlas sejak Raja Kutai kami juga ikhlas bergabung dengan indonesia puluhan tahun silam. Itu pun untuk indonesia Pak ! Untuk NKRI.
Kapan Indonesia mau berterima kasih dgn Kaltim? Pemindahan ibukota ini tidak merugikan Indonesia kok? Ini untuk indonesia juga? Bukan untuk Kaltim saja. Untuk Indonesia.
Kok ribut mereka? Apakah mereka menyumbang terhadap perbaikan ekonomi Indonesia? Malah cuma merongrong kestabilan ekonomi Indonesia dgn segala macam kegaduhan yg mereka buat !
Semoga pahala dari orang orang yang membenci Bapak, Bapak terima dan dosa dosa Bapak diambil oleh orang orang yang selalu memfitnah Bapak.
Wassalam,
(ADG - Apriadi Djamhurie Gani)
Orang Kampung. Kampung Pasar Pagi Samarinda. Sabtu 7 September 2019
Setiap tahun Kaltim menyumbang antara 300 T-600T riliun. Nah 466 T sesungguhnya hanya 1.5 tahun kontribusi Kaltim. Lagipula dana itu hanya 20 T diambil dr APBN, selebihnya bukan. Kok ribut?
Kaltim diperas 300 - 500 Triliun per tahun selama 80 tahun aja nda ribut ribut amat?
Saya orang kampung ya pak, Apakah boleh kami STOP aja kontribusi Kaltim. 1 tahun aja untuk bangun IKN? Cuma 1 tahun aja kok! Pak. Nda usah yang 79 tahun kami berikan utk Indonesia dibayar. Kami sudah ikhlas sejak Raja Kutai kami juga ikhlas bergabung dengan indonesia puluhan tahun silam. Itu pun untuk indonesia Pak ! Untuk NKRI.
Kapan Indonesia mau berterima kasih dgn Kaltim? Pemindahan ibukota ini tidak merugikan Indonesia kok? Ini untuk indonesia juga? Bukan untuk Kaltim saja. Untuk Indonesia.
Kok ribut mereka? Apakah mereka menyumbang terhadap perbaikan ekonomi Indonesia? Malah cuma merongrong kestabilan ekonomi Indonesia dgn segala macam kegaduhan yg mereka buat !
Semoga pahala dari orang orang yang membenci Bapak, Bapak terima dan dosa dosa Bapak diambil oleh orang orang yang selalu memfitnah Bapak.
Wassalam,
(ADG - Apriadi Djamhurie Gani)
Orang Kampung. Kampung Pasar Pagi Samarinda. Sabtu 7 September 2019
0 comments:
Post a Comment